Friday, October 26, 2012

6) Manusia dan Penderitaan

6.1 Pengertian Penderitaan
   Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sanskerta "dhra" yang artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
     Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan atau kebahagiaan
       Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan "resiko" hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatNya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak berpaling dariNya. Untuk itu pada umumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya, hanyasaja mampukan manusia menangkap atau tanggap terhadap peringatan yang diberikanNya. Tanda atau wangsit demikian dapat berupa mimpi sebagai pemunculan rasa tidak sadar dari manusia waktu tidur, atau mengetahui melalui membaca koran tentang terjadinya penderitaan.

6.2 Siksaan
      Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris : Torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, sadisme, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan.
      Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara introgasi untuk mendapat pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintahan. Sepanjang sejarah, siksaan telah juga digunakan sebagai cara untuk memaksakan pidah agama atau cuci otak politik.

6.3 Kekalutan Mental
     Merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacauan dan kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya. Saat mendapat kekalutan mental berarti seseorang tersebut sedang mengalami kejatuhan mental dan tidak tahu apa yang mesti dilakukan oleh orang tersebut. Dengan mental yang jatuh tersebut tak jarang membuat orang mengalami kejatuhan mental menjadi tak waras lagi atau gila. Karena itu orang yang mengalami kejatuhan atau kekalutan mental seharusnya mendapat dukuangan moril dari orang-orang dekat disekitarnya seperti orang tua, keluarga, atau bahkan teman-teman dekat atau teman-teman sepergaulannya. Hal tersebut dibutuhkan agar orang tersebut mendapat semangat lagi dalam hidup.

6.4 Penderitaan dan Perjuangan
     Penderitaan memang selalu hadir dalam kehidupan kita, tidak berarti hidup adalah menderita/hidup adalah untuk penderitaan. Namun "Hidup adalah Perjuangan yang Tak Henti-henti." Jadi mau tidak mau kita selalu dituntut untuk terus berjuang dalam hal apapun. Dan percayalah bahwa tidak ada sesuatu yang sia-sia. Setelah perjuangan terlaksana dan pasrah kepada Tuhan. Maka dari itulah gunanya bersosialisasi. Dengan bersosialisasi kita dapat saling membantu dalam susah maupun senang dengan sesama manusia dalam menyelesaikan masalah dan menyelesaikan penderitaan. Namun jangan lupa disertai doa. Manusia hanya merencanakan selebihnya adalah kehendak Tuhan.
     Waspada akan penderitaan boleh dalam berbagai hal namun tetap kita tidak dapat mengehindar dari penderitaan, satu-satunya jalan keluar adalah dengan melewatinya. Hal ini nampak bila ditinjau jenjang karir sejarah orang-orang besar disekitar kita yang benar-benar berhasil oleh karena usahanya sendiri dan bantuan Tuhan.

6.5 Penderitaan Media Massa dan Seniman
      Media massa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama manusia terutama bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca, penonton dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni. Sebagai contoh bagaimana penderitaan anak bernama Arie Hanggara yang mati akibat siksaan orang tuanya sendiri yang di filmkan dengan judul "Arie Hanggara".

6.6 Penderitaan dan Sebab-sebabnya
      Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
  • Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia : Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan yang terkadang disebut nasib buruk ini dapat diperbaiki bila manusia itu mau berusaha untuk memperbaikinya.
  • Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan : Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakan dan optimisme merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu.
      Akibat yang terjadi dari penderitaan yaitu jika penderitaan yang dialami seseorang atau banyak orang tidak dapat di atasi menggunakan hati, maka kemungkinan besar akan berdampak pada emosi, dana hal buruk lainnya.

6.7 Pengaruh Penderitaan
    Apa saja pengaruh yang akan terjadi pada seseorang bila mengalami penderitaan?. Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya.
   Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa "Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna." Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti.
     Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah.
     Apabila sikap negatif dan positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilaiannya. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai, keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.

Sumber :  

No comments:

Post a Comment