Sunday, October 21, 2012

3) Konsepsi Ilmu Budaya Dasar Dalam Kesusastraan

3.1 Pendekatan Kesusastraan
     Ilmu Budaya Dasar pada awalnya dinamakan Basic Humanities. Istilah Humanities sendiri berasal dari bahasa latin. Humanus yang berarti manusiawi, berbudaya, dan halus. Jadi, humanitities berkaitan erat dengan nilai-nilai sebagai homo humanities. Nilai-nilai itu bisa diperlajari dan pada umumnya mencakup filsafat, teknologi, seni, dan cabang-cabangnya termasuk sastra, dan sejarah.
      Dari sekian banyak ilmu-ilmu humanities, seni dan sastra memegang peranan yang penting. Seni beladiri menjadi lebih efektif daripada cabang ilmu lainnya karena sifatnya yang fleksibel dan tidak terikat. Sementara itu sastra memegang peranan yang jauh lebih penting, karena beberapa alasan yaitu:
1. Sastra menggunakan bahasa, dimana bahasa adalah sarana yang dapat menampung semua pernyataan dan kegiatan manusia. Selain itu, juga untuk berkomunikasi memahami diri sendiri, orang lain, dan lingkungan disekitar.
2. Sastra lebih mudah berkomunikasi. Karena sastra adalah penjabaran. Berbeda dengan tarian yang merupakan abstraksi yang harus dijabarkan lagi.
3. Sastra didukung oleh cerita, sehingga gagasan lebih mudah tersampaikan dan orang akan lebih tertarik. 

     Ilmu Budaya Dasar sendiri adalah ilmu yang mencakup semua cabang humanities tersebut. Sehingga diharapkan dengan memperlajari Ilmu Budaya Dasar, seseorang dapat mengembangkan kepribadiannya menjadi homo humanities.

3.2 Ilmu Budaya Dasar yang Dihubungkan dengan Prosa
     Secara umum, Prosa didefinisikan sebagai cerita fiksi atau cerita rekaan yang memiliki pelaku dan alur yang dihasilkan oleh daya imajinasi.
     Dalam Kesusastraan Indonesia, ada dua jenis Prosa, yaitu Prosa Lama dan Prosa Baru. Prosa lama meliputi dongeng-dongeng, hikayat, sejarah, epos, kisah pelipur lara. Sedangkan prosa baru meluputi Cerita Pendek, Roman, Biografi, Otobiografi, Kisah, dll.

3.3 Nilai-nilai dalam Prosa Fiksi
      Prosa Fiksi adalah prosa yang menggambarkan cerita, sehingga di dalamnya pasti ada pesan moral yang ingin disampaikan. Adapun nilai-nilai yang dapat diperoleh pembaca melalui prosa fiksi antara lain adalah:
1. Prosa Fiksi memberikan kesenangan
   Dari membaca prosa fiksi, pembaca akan dibawa kedalam cerita. Tempat-tempat yang mungkin tidak pernah terbayangkan oleh pembaca. Dengan begitu pembaca akan bebas berimajinasi.
2. Prosa Fiksi memberikan informasi
  Karya fiksi tidak terlepas dari unsur eksternal pengarangnya yang biasanya menempatkan keadaan sekitarnya, atau angan-angannya didalam ceritanya. Dengan begitu pembaca akan mendapatkan informasi yang begitu nyata dan indah dengan dijabarkan secara lengkap dalam cerita.
3. Prosa fiksa memberikan warisan kultural
    Prosa fiksi adalah sarana yang tepat untuk memindahkan dan mewariskan budaya ke generasi berikutnya. Melalui karya fiksi pembaca disuguhi budaya dimasa lampau, kebanggaan dan lain lain. Seperti yang digambarkan dalam epos mahabarata dan ramayana, roman siti nurbaya, layar terkembang, dll.
4. Prosa memberikan keseimbang wawasan
    Melalui prosa fiksi, seorang pembaca akan dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan yang mungkin belum pernah dialami oleh dirinya, atau bahkan diluar nalar, beserta bagaimana pelaku dalam cerita menyelesaikannya. Dengan begitu, seorang pembaca akan memiliki banyak pengalaman dan perspektif dalam menghadapi masalah yang nyata di kehidupannya.

3.4 Ilmu Budaya Dasar yang Dihubungkan dengan Puisi
    Puisi adalah bagian dari sastra yang berisi ekspresi pengalaman penyair mengenai dirinya, alam, kehidupan, Tuhannya melalui bahasa yang artistik, estetik, utuh, dan dipadatkan. Keartistikan puisi disebabkan oleh kreatifitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan sbb:
1. Figura Bahasa, seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, sarkastik, dan lain lain dengan tujuan memberikan gambaran dengan jelas kepada pembacanya.
2. Kata-kata yang ambigu atau memiliki banyak tafsir, sehingga setiap orang bisa menafsirkan dengan banyak hal
3. Kata-kata yang berjiwa, yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan tertentu dengan tujuan memberikan kehidupan pada pusisi
4. Kata-kata yang konotatif, yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan tertentu, dengan tujuan memberikan kehidupan pada puisi
5. Pengulangan, berfungsi untuk menegaskan dan menggugah hati

Sumber : 

No comments:

Post a Comment