Sunday, October 21, 2012

2) Manusia dan Kebudayaan

2.1 Pengertian Manusia
    Manusia dapat diartikan berbeda-beda, dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo Sapiens (Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"). Sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi, dimana dalam agama dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup. Dalam mitos, mereka juga sering kali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya. Organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.

2.2 Hakekat Manusia
 Ada beberapa pernyataan mengenai manusia yang dapat digolongkan sebagai filsafati seperti:
a. Aristoteles : menganggap manusia adalah animat rationale, karena menurutnya ada tahap perkembangan sebagai berikut:
Benda mati -> Tumbuhan -> Binatang -> Manusia
Tumbuhan = Benda mati + hidup + tumbuhan memilika jiwa hidup
Binatang = Benda mati + hidup + perasaan -> binatang memiliki jiwa perasaan
Manusia = Benda mati + hidup + akal -> manusia memiliki jiwa rasional

Disamping itu, aristoteles juga menyatakan bahwa manusia adalah zoon poolitikon atau makhluk sosial dan makhluk hylemorfik, terdiri atas materi dan bentuk-bentuk.

b. Ernest Cassirer : berpendapat bahwa manusia adalah animal simbolikum, yaitu binatang yang mengenal simbol. Misalnya adat istiadat, kepercayaan, bahasa, dan lain-lain. Inilah kelebihan manusia jika dibandingkan dengan makhluk lainnya. Itulah sebabnya manusia dapat mengembangkan dirinya jauh lebih hebat daripada binatang yang hanya mengenal tanda bukan simbol.

c. Islam : memandang manusia sebagai khalifahtullah, yakni khalifah Allah. Ketika kata khalifah digunakan untuk manusia, kata ini mempunyai arti yang netral. Maksudnya bisa untuk kebaikan dan bisa pula untuk keburukan

2.3 Kepribadian Bangsa Timur
   Bangsa timur sangat terkenal dengan keramahtamahannya terhadap orang lain, bahkan orang asing sekalipun. Bagaimana mereka saling memberikan salam, tersenyum atau berbasa-basi menawarkan makanan atau minuman. Bangsa timur juga sangat menjunjung nilai dan norma yang tumbuh di lingkungan masyarakat mereka.

    Kepribadian bangsa timur juga identik dengan tutur kata yang lemah lembut dan sopan dalam bergaul maupun berpakaian. Orang-orang timur juga sangat mengedepankan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi.

   Bangsa lain juga sangat suka dengan kepribadian bangsa timur yang tidak individualis, dan saling menghargai serta tolong-menolong satu sama lain tanpa pamrih. Selain itu bangsa timur sangat menjaga tali silaturahim atau kekeluargaan antar sesama. Bangsa timur juga terkenal mempunyai pribadi sebagai bangsa pekerja keras. Mereka akan berjuang untuk memenuhi kebutuhan baik individu maupun kelompok. Tingkat keagamaan ataupun religi mereka juga tinggi. Terlihat dari seringnya mereka melakukan ibadah. Kepercayaan bangsa timur terhadap nenek moyang mereka juga masih sangat kental. Bangsa timur juga terkenal sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai kebudayaan bangsa mereka. Kebudayaan itulah mereka jadikan panutan dalam perilaku.

2.4 Pengertian Kebudayaan
      Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sanskerta yaitu Buddhayah. Merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal). Dalam bahasa inggris, kebudayaan disebut Culture, yang berasal dari kata lain Colore, yaitu mengolah atau mengerjakan. Dapat diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa indonesia.

Definisi budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, baha, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaan, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.

2.5 Unsur-unsur Kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut
1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu : 

  • Alat-alat teknologi
  • Sistem ekonomi
  • Keluarga
  • Kekuasaan politik
2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi: 

  • Sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya.
  • Organisasi ekomomi
  • Alat-alat atau lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
  • Organisasi kekuatan (politik)
2.6 Wujud Kebudayaan
Menurut J.J Hoenigman wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga, yaitu :  gagasan, aktivitas, dan artefak
  • Gagasan (Wujud Ideal) : Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak, tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka alokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
  • Aktifitas (Tindakan) : Aktifitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktifitas-aktifitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari dapat diamati dan didokumentasikan.
  • Artefak (Karya) : Artefak adalah wujud kebuyaan fisika yang berupa hasil berupa hasil dari aktifitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkab dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktifitas) dan karya (artefak) manusia.
2.7 Orientasi Nilai Budaya
     Menurut C. Kluckhohn dalam karyanya Variation in Value Orientation (1961) sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu:
1. Hakekat hidup manusia (MH)
2. Hakekat karya manusia (MK)
3. Hakekat waktu manusia (WM)
4. Hakekat alam manusia (MA)
5. Hakekat hubungan manusia (MN)

2.8 Perubahan Kebudayaan
Terjadinya gerak/perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal:
1. Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri.
2. Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.

Perubahan ini, selain karena jumlah penduduk dan komposisinya, juga karena adanya difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi.
Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalam nialai-nilai, sikap-sikap, dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi dalam sistem ide yang dimiliki bersama oleh para warga masyarakat atau sejumlah warga masyarakat yang bersangkutan, antara lain aturan-aturan, norma-norma yang digunakan sebagai pegangan dalam kehidupan, juga teknologi, selera, rasa keindahan (kesenian), dan bahasa.

2.9 Kaitan Manusia dengan Kebudayaan
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah manusia sebagai perilaku kebudaaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia.
Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain, proses dialektis tercipta melalui tiga tahap, yaitu :
1. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
2. Obyetivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif.
3. Internalisasi, yaitu proses dimana msyarakat disegrap kembali oleh manusia.

Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan 

Sumber :

No comments:

Post a Comment