Saturday, March 23, 2013

Manusia dan Kebudayaan

Tugas




JAKARTA, KOMPAS.com-- kita terhaKurangnya perhatian terhadap kebudayaan sebenarnya berawal dari cara pandang yang salah dari pemerintahdap kebudayaan itu sendiri. Kebudayaan lebih banyak dianggap sebagai sesuatu yang hanya bersifat seremonial, sehingga makna kebudayaan sebagai suatu sistem nilai yang bersifat integral dalam kehidupan masyarakat menjadi tearbaikan.

Budayawan Edy Utama mengatakan hal itu, saat diminta tanggapannya tentang kebudayan yang kurang mendapat perhatian pemerintah, Jumat (1/10). Masalah berikutnya, disebabkan masih adanya arogansi pemerintah yang merasa paling mampu dan berkepentingan mengelola kehidupan kebudayaan tersebut. Jika kita lihat kinerja dan perspektif kebudayaan yang dikembangkan birokrasi pemerintahan yang terkait dengan pengelolalan kebudayaan, masih sangat memprihatinkan, katanya.

Sementara, lembaga-lembaga kebudayaan masyarakat atau organisasi sosial kemasyarakatan, sebagian besar hidup dalam kondisi sulit, bagaikan kerakap tumbuh di batu, hidup segan mati tak mau . Padahal, kelembagaan sosial kemasyarakatan yang perannya sangat penting dan dibutuhkan dalam mengembangkan kebudayaan itu sendiri, sepertinya harus berjuang sendiri, terutama dalam mendapat anggaran yang dibutuhkan mengelola kegiatan kebudayaan yang menjadi tujuan mereka.

Menurut Edy Utama, dominasi peran pemerintah dalam pengelolalaan kehidupan kebudayaan, yang merupakan kewajiban negara untuk memperhatikannya, sudah harus diakhiri. Sumber-sumber pendanaan yang selama ini dialokasikan negara untuk pengelolaan kehidupan kebudayaan, sebagian besar sebetulnya hanya dihabiskan untuk biaya birokrasi kebudayaan yang sangat gemuk.

Edy yang mantan Ketua Dewan Kesenian Sumatera Barat menjelaskan, jika kita bicara bagaimana memperbaiki kondisi pengelolaan kehidupan kebudayaan yang kurang mendapat perhatian tersebut, maka strateginya harus dimulai dari mengembalikan peran pengelolaan kehidupan kebudayaan tersebut pada masyarakat luas. Banyak organisasi sosial kemasyarakatan yang bergerak di bidang kebudayaan yang perlu mendapat perhatian serius, dan dapat dijadikan sebagai ujung tombak pengembangan kehidupan kebudayaan tersebut.

Organisasi sosial kemasyarakat seperti lembaga penerbitan karya intelektual, organisasi adat, organisasi kesenian seperti Dewan Kesenian, komunitas budaya tradisional, saya kira jauh lebih berpengalaman mengelola kehidupan kebudayaan kita, apa lagi jika diberi dukungan yang kuat dari pemerintah. Artinya masyarakat dengan segala macam bentuk organisasi kebudayaan yang mereka miliki, syogianya harus dijadikan subjek, bukan lagi objek sebagaimana perlakukan birokrasi kebudayaan selama ini, tandasnya. 

Sumber : http://oase.kompas.com/read/2010/10/01/2035477/Cara.Pandang.Keliru.Soal.Kebudayaan

No comments:

Post a Comment